Sabtu, 10 Desember 2011

Hakikat

Syekh Abu Nashr as-Sarraj — rahimahullah — berkata: Ja’far telah memberi tahu saya bahwasanya al-Junaid pernah berkata: Saya mendengar Sari as-Saqathi berkata ketika ia menerangkan sifat para ahli hakikat, “Cara makan mereka seperti makannya orang sakit dan tidur mereka seperti orang yang tenggelam.”

Al-Junaid — rahimahullah — pernah ditanya tentang hakikat, maka ia berkata, “Saya mengingatnya, maka saya tinggalkan ini dan ini.”

Sementara itu Abu Turab mengatakan, “Ciri-ciri hakikat ialah berbagai musibah.”
Namun yang lain mengatakan, “Ciri-ciri hakikat ialah hilangnya musibah.”
Diceritakan dari Ruwaim — rahimahullah — yang mengatakan, ”Hakikat yang paling sempurna adalah yang dibarengi Ilmu.”

Saya mendengar al-Wajihi berkata: Saya mendengar Abu Ja’far ash-Shaidalani — rahimahullah — berkata, “Ada tiga jenis hakikat: hakikat bersama ilmu, hakikat yang ilmu bersamanya dan hakikat tanpa ilmu.”

Sementara itu Abu Bakar az-Zaqqaq — rahimahullah — mengatakan: Saya pernah berada di gurun pasir at-Tih wilayah Bani Israel, kemudian dalam hati saya terbersit, bahwa ilmu hakikat itu menyalahi ilmu syariat. Ternyata secara tiba-tiba ada seseorang di bawah pohon yang ada di semak belukar berteriak, “Hai Abu Bakar, setiap hakikat yang menyalahi syariat adalah kufur.”

Ditanyakan kepada sebagian kaum Sufi — saya kira ia adalah Ruwaim, dan hanya Allah swt. Yang Mahatahu, “Bilakah seorang hamba bisa merealisasikan sifat kehambaannya?” Maka ia menjawab, “Yaitu apabila ia bisa selamat mengendalikan dari dirinya kepada Tuhannya dan terlepas dari usaha dan kekuatannya sendiri serta mengetahui bahwa segalanya adalah untuk-Nya dan denganNya.”

Ruwaim — rahimahullah — berkata, “Hakikat yang paling benar ialah apabila dibarengi dengan ilmu.”
Sementara itu al-Junaid — rahimahullah — mengatakan, “Hakikat tidak mau meninggalkan pendapat yang bisa ditakwil dalam hati.”

Al-Muzayyin al-Kabir mengatakan, “Yang bisa dicapai oleh para ahli hakikat dalam hakikat-hakikat mereka adalah, bahwa Allah swt. tidak pernah hilang lalu dicari, tidak pula yang punya batas lalu bisa dicapai. Barangsiapa menemukan suatu yang wujud (maujud) maka ia telah tertipu dengannya. Sebab sesuatu yang wujud menurut kami dalah mengetahui kondisi dan menyingkap ilmu dengan tanpa kondisi.”

Saya mendengar al-Husain bin Abdullah ar-Razi — rahimahullah — mengatakan: Abdullah bin Thahir al-Abhari ditanya tentang hakikat, maka ia menjawab, “Seluruh hakikat adalah ilmu.” Kemudian ia ditanya tentang ilmu, maka ia menjawab, “Seluruh ilmu adalah hakikat.”

Diceritakan dari asy-Syibli — rahimahullah — yang mengatakan, “Lisan (bahasa) itu ada tiga macam: Bahasa ilmu, bahasa hakikat dan bahasa haq. Maka bahasa ilmu adalah sesuatu yang bisa kita terima melalui perantara. Sedangkan bahasa hakikat adalah sesuatu yang disampaikan Allah swt. kepada rahasia hati dengan tanpa perantara. Sementara bahasa haq tidak memiliki cara apa pun.”

Diceritakan dari Abu Ja’far al-Qurawi — rahimahullah —yang mengatakan, “Hakikat kemanusiaan (insaniyyah) adalah manakala manusia lain tidak merasa kesal dan sakit karena Anda. Sebab hakikat nama itu pada jati dirinya sendiri, dimana segala sesuatu merasa simpati dengan Anda.”

Sebagian kaum Sufi ditanya tentang hakikat wushul (“sampai”) maka ia menjawab, “Yaitu ketika hilangnya akal (tidak rasional).”

Al-Junaid — rahimahullah — berkata, “Sesungguhnya berbagai hakikat yang harus dan tujuan yang kokoh dan kuat tidak akan membiarkan suatu sebab bagi pelakunya kecuali akan memutuskannya, tidak suatu penghalang kecuali akan mencegahnya, tidak suatu penakwilan yang menimbulkan kesalahpahaman terhadap kebenaran yang dimaksud kecuali akan menyingkapnya.

Maka kebenaran (haq) bagi mereka hanya karena benarnya kondisi semata. Sedangkan kesungguhan dalam kontinuitas perjalanan adalah terbatas, dan pada bukti-bukti keilmuan adalah jelas, dan bukti-bukti kebenaran sangat jelas.”

Sementara, al-Wasithi — rahimahullah — berkata, “Apabila hakikat-hakikat yang tersimpan itu tampak, maka hakikat-hakikat yang dirahasiakan akan tertutup.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar