Jumat, 09 Desember 2011

Doa Dengan Hati Kosong

Suatu hari Nabi Musa as, berjalan diantara Bani Israil menggunakan pakaian lap dan menaburi kepalanya dengan debu, sementara airmatanya menetes terus

di pipinya. Lalu Nabi Musa as, menangis kasihan melihat keadaan mereka. Beliau bermunajat, “Oh Tuhanku, kenapa tidak Engkau sayangi hambaMu? Bukankah Engkau Tahu keadaan mereka?”

Allah pun menurunkan wahyu kepada Nabi Musa as, “Hai Musa! Lihatlah, apakah perbendaharaanku melimpah, bukankah Aku Maha Penyayang? Jangan begitu. Namun Aku lebih tahu apa yang ada di hati mereka. Mereka berdoa kepadaKu dengan hati yang kosong dariKu, semata-mata condong pada dunia.”

Diriwayatkan bahwa Nabi Musa as, sedang berjalan berjumpa dengan seorang yang sujud di atas batu selama 300 tahun. Ia menangis dan airmastanya menetes memenuhi sebuah wadah. Nabi Musa as, turut menangis karena kasihan padanya. “Oh Tuhanku, tidakkah Engkau kasihan padanya?”
Allah swt, menjawab, “Aku memang tidak kasihan padanya.”
“Kenapa begitu Oh Tuhanku?”
“Karena qalbunya lebih senang pada selain Aku. Ia masih punya jubah yang disayang untuk menupi rasa panas dan dingin!” Jawab Allah Ta’ala.

Qalbu yang Hilang
Ditanyakan kepada sebagian ahli ma’rifat, “Seorang hamba yang kehilangan qalbunya, kapan bakal menemukannya kembali?” Dijawab, “Bila dalam qalbu itu turun Kebenaran Allah.” Masih ditanya, “Kapan turunnnya?” Dijawab, “Makanala ia ia pergi meninggalkan selain Allah Ta’ala.”
Amaliah Qalbu itu berkisar 10 tangga:

1. Al-Khatharat (intuisi terdalam)
2. Ungkapan nafsu
3. Hasrat
4. Tafakur
5. Kehendak
6. Ridlo
7. Ikhtiar
8. Niat
9. Tekad
10. Meraih tujuan hingga mencapai amaliah dzohir.

Tsabit an-Nasaj ra mengatakan, “Aku membaca Al-Qur’an bertahun-tahun penuh dengan rasa takut, namun aku tidak menemukan qalbuku. Lalu aku membacanya dengan penuh harapan, aku pun tidak menemukan qalbu. Lantas ketika aku membaca dengan qalbu yang sendiri dari segala hal selain Allah Ta’ala, pada saat itulah aku menemukan qalbuku. Dan ketika aku melihatnya, aku pun melihat adalanya Wilayah Keagungan, Kebesaran Yang Agung dan Martabat yang Luhur.”

Allah Ta’ala berfirman dalam sebagian kitabNya: “Qalbu-qalbu itu di TanganKu, Cinta ada di Rahasia oerbendaharanKu. Kalau bukan karena CintaKu pada hambaKu, pastilah hambaKu tak mampu mencintaiKu. Dan kalaulah bukan karena DzikirKu di zaman azali kepada hambaKu, ia tak bakal mampu berdzikir kepadaKu. Kalaulah bukan karena kehendakKu padanya di zaman Qadim dahulu, hambaKu tak akan bias berhkehendak padaKu.”

Mau Sholat Muter-muter
Dikatakan, “Seorang ‘arif sedang melihat seorang yang mengitari masjid, “ Lalu ditanya, “ Apa-apaan ini? Apa yang anda cari?”. Ia menjawab, “Aku lagi mencari tempat yang sunyi untuk sholatku…”
Sang ‘arif berkata, “Sunyikan hatimu dari segala hal selain Allah, dan sholatlah dimana pun anda berada semau anda.”

Disebutkan, “Menurut kadar menghadapmu kepada Allah Ta’ala, maka kedekatan qalbu terukur. Dan Allah Ta’ala tidak menampakkan di qalbu orang sang hamba, yang masih ada penglihatan selain Dia, melainkan justru Allah menyiksanya dan dibebankan kepada si hamba itu.”
“Sesungguhnya dalam hal itu semua adanya peringatan bagi orang yang mempunyai qalbu.”
Allah swt, mempersaksikan ayat ini kepada semua hambaNya, palagi bagi mereka yang memiliki qalbunya akan meraih Allah swt, memuliakannya, sekaligus menjelaskan bahwa mereka memiliki derajat yang lebih disbanding yang lain.
Sebagian para mufassir berkata, mengenai tafsir ayat tersebut:
“Bagi mereka yang memiliki qalbu.” Yakni qalbu yang sangat percaya terhadap apa yang telah disebutkan oleh Allah swt, dalam kitabNya, baik dalam soal janji maupun ancaman dan lain sebagainya.”
Artinya bagi mereka yang berakal sehat.” Lalu dengan akal sehatnya ia bias mencegah diri dari kesesatan dan penyimpangan dalam berbagai kondisi dan situasi.
“Bagi yang memiliki rasa hati, yang dengan rasa hati itu ia lari dari kemusyrikan dan keragu-raguan.”
“Bagi yang yang memilki rasa yaqin, dimana seluruh tipudaya gugur karenanya, hingga sampai pada Diraja Yang Maha Ampun,” kata seorang mufasir lain.
“Bagi orang yang memiliki rahasia batin, sehingga sifat ubudiyahnya tersirnakan oleh sifat RububiyahNya, ketika musyahadah pada Allah swt,”.
“Bagi orang yang memilki rahasia batin yang istiqomah bersama Allah swt, tanpa sedikit pun berpaling dariNya untuk selainNya..”
“Bagi yang punya qalbu yang tersendiri karena penunggalan Yang Maha Tunggal.”

1 komentar: