Sabtu, 10 Desember 2011

Ensiklopedia Tobat

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang tobat dan mencintai orang-orang yang suci (Q.S al Baqarah : 222) Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S An Nur :31)

Dan tobatlah kalian kepada Allah , hai orang-orang yang beriman (Q.s An Nur : 31)
“Kemudian Tuhan memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.” (QS 20:122)
“Barangsiapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. Dan kamu tidak akan mempu menempuh jalan itu kecuali bila dikehendaki Allah.” (QS. 76:29-30)“

Bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat mengendaki (menenempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. 81: 28-29)


“Allah SWT berfirman: “Wahai Ibn Adam sesungguhnya sepanjang engkau memohon dan mengharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau atas segala dosa yang ada dan aku tidak peduli (seberapapun), Wahai ibn Adam, andai saja dosamu sampai sepenuh langit kemudian engkau datang memohon ampun kepada-Ku, engkau akan aku ampuni, Wahai ibn Adam, sesungguhnya andai engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian bertemu dengan-Ku dengan tidak menyekutukan Aku pada suatu apapun, pasti Aku akan mendatangimu (pula) dengan ampunan sepenuh isi bumi.”)
HR. Tarmidzi Penyesalan adalah tobat (al hadist)

Tobat adalah meninggalkan penundaan (tidak menunda-nunda tobat), (Sahal bin Abdullah).
Tobat adalah hendaknya kamu meniupakan dosamu (Imam Al Junaid) Abu Nasir As Sarraj mengomentari pernyataan Junaid ini dengan mengatakan bahwa tobat tidak lagi mengingat dosa-dosanya karena kehadiran keagungan Allah dan keberlangsungan dzikir pada-Nya senantiasa mendominasi hatinya.(red)
Tobat orang awam disebabkan oleh dosa, sedangkan tobat orang khusus disebabkan oleh lupa (Dzun Nun Al Misri). Tobat adalah proses pelakasanan tobat dari segala sesuati selain Allah (An –Nuri)

Ada yang membedakan antara orang yang bertopbat karena keteledoran, bertobat dari kelupaan, dan bertobat dari memandang kebaikan yang diperbuatnya (Abdullah at Tamimi).
Tobat nasuha yaitu tidak akan meninggalkan bekas kemaksiatan pada pemiliknya, baik yang bersifat samar maupun jelas (Al Wasithi).
Permohonan ampun tanpa melepaskan dosa adalah tobatnya para pendusta (Dzun Nun).
Jika kamu mengingat dosa kemudian tidak merasakan manisnya ketika mengingatnya, maka demikian adalah tobat (Al Busyanji).
Hakekat tobat adalah menjadikan kamu keluasan bumi ini terasa sempit,sehingga tidak ada tempat menetap bagimu.(Dzun Nun Al Misri).

Tobat itu ada dua yaitu tobat inabah dan tobat istijabah. Tobat inabah adalah sikap tobat seorang hamba yang takut siksa-Nya. Sedangkan tobat istijabah merupakan bentuk tobat seorang hamba yang malu terhadap kemulianan-Nya. (Ibnu Atha).

Tidak ada sesuatu yang dimiliki seorang hamba dalam tobatnya karena hanya untuk-Nya dan bukan dari-Nya. (Abu Hafsh).

Tergelincirnya satu kali setelah tobat lebih buruk daripada istighfar tujuh kali sebelumnya. (Yahya bin Muadz).

Taubat adalah mengganti perbuatan tercela dengan perbuatan terpuji. Hal ini tidak dapat terealisasi kecuali menyendiri, diam dan makan makanan yang halal. (Sahal bin Abdillah At Tustari).

Taubat adalah tiangnya iman. (Syeikh Abdul Qodir Al Jaiani).

Syarat pertama taubat adalah menyesali berbagai kesalahan yang pernah dikerjakan.Tandanya adalah lembutnya hati dan membanjirnya airmata.Kedua, meninggalkan berbagai kesalahan pada setiap keadaan dan tempat. Ketiga, keinginan keras untuk mengurangi perbuatan maksiat dan kesalahan yang dikerjakan.
(Syeikh Abdul Qadir Jailani).

Taubat terdiri dari penyesalan,yang membuahkan keinginan untuk melakukan ketaatan. Penyesalan juga membuahkan ilmu bahwa kemaksiatan merupakan penghalang antara seseorang dengan Allah. Dan setiap ilmu, keinginan dan penyesalan memerlukan konsistensi dan kesempurnaan. Kesempurnaan merupakan tanda dan konsistensi merupakan syarat. (Imam Ghazali).

Taubat bukanlah sesuatu yang sulit atau tidak dapat dilakukan oleh seseorang. Apabila ada kesadaran dalam hati (jiwa) bahwa ia menyimpang dari jalan yang lurus dan memiliki kemauan yang kuat untuk kembali kejalan yang benar maka hal itu sudah dapat dikategorikan sebagai perbuatan taubat. (AbdullahKhayat).

Taubat adalah kembali dari segala sesuatu yang dicela oleh Allah menuju ke arah yang dipuji oleh-Nya. Taubat adalah tahap pertama dalam menempuh tahap-tahap berikutnya. Taubat adalah jalan untuk membersihkan segala dosa. Setelah manusia dilumuri berbagai dosa. Tanpa adanya taubat seorang salik tidak akan dapat menempuh jalan menuju Allah swt. (Sayyid Abi Bakar Ibnu Muh. Syatha).

Taubat adalah menolak dari semua, kecuali Allah yang Maha Tinggi. (Abul Husain an-Nuri).
Bahwa hakikat taubat adalah kembali dari maksiat menuju taat, kembali dari jalan yang jauh menuju jalan yang dekat. (Al Ghazali).

Orang yang bertaubat adalah pencinta Tuhan. Pencinta Tuhan adalah selalu ingat pada Tuhan. Maka ingat pada Tuhan berarti salah bila masih ingat akan dosanya. Karena ingat akan dosa itu adalah tabir penyekat antara Tuhan dengan pengingat Tuhan. Kesadaran akan keberadaan dirinya itu termasuk dosa, bahkan dosa-dosa yag paling besar dari segala dosa-dosa. Melupakan dosa dengan demikian harus melupakan dirinya. (al Hujwiri).

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan. Begitulah caranya! Jika engkau hanya mampu merangkak, maka merangkaklah kepada-Nya! Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,maka tetaplah persembahkan doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;karena Tuhan, dengan rahmat-Nya akan tetap menerima mata uang palsumu! Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan mengenai Tuhan,maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja. Begitulah caranya! Wahai pejalan! Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji, ayolah datang, dan datanglah lagi! Karena Tuhan telah berfirman: “Ketika engkau melambung ke angkas atau apapun terpuruk ke dalam jurang, ingatlah kepada-Ku, karena Aku-lah jalan itu.” (Jalaluddin Rumi). Kedudukan spiritual (maqam) pertama dari berbagai kedudukan spiritual yang harus ditempuh oleh orang-orang yang mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah adalah taubat.(Abu Ya’qub Yusuf bin Ham dan as-Susi) Sementara itu, as-Susi ditanya tentang taubat, maka ia menjawab, ‘’Taubat adalah kembali dari segala sesuatu yang dicela oleh ilmu (syariat) untuk menuju pada apa yang dipuji oleh ilmu’’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar