Selasa, 06 Desember 2011

Qalbu yang berpaling

Kisah tentang Rabiah Adawiyah ra ketika sedang berjalan menuju Makkah, tiba-tiba ada lelaki menghadapnya, sembari berkata, “Hai perempuan, seluruh dirimu dengan kesemuanya begitu sibuk?” (sebuah rayuan, pent)
Rabi’ah menjawab, “Kalau kamu benar, maka keseluruhanku bagi dirimu telah terkorbankan. Kecuali saya punya saudari yang lebih elok dariku, dan ia ada di belakangmu.”

Lelaki itu seketika menoleh, lantas Rabi’ah menampar muka laki-laki itu, sembari berkata, “Begitu mudah engkau berpaling dariku wahai peselingkuh? Engkau mengaku mencintaiku lantas kamu memandang selain diriku? Aku melihatmu dari jauh, lalu aku berkata, “Wah, aku menemukan orang yang ‘arif, tapi ketika anda bicara, aku berkata pada diri sendiri, “Aku berjumpa dengan orang yang kasmaran, dan ketika kutarik dirimu kulihat dirimu adalah pendusta!”

“Aku tidak melihatmu dari pilihan kaum ‘arifin dan harga diri mereka,” lanjut Rabi’ah, “juga aku tidak melihatmu sebagai penempuh jalan pecinta dan perlindungannya.”

Lelaki itu langsung berteriak keras, dan menghaburi wajahnya dengan debu, lalu berkata, “Aku mengundang cinta sesame makhluk, lalu aku berpaling darinya, kemudian tamparan mengena di wajahku! Sungguh aku takut untuk merasa mencintai Sang Khaliq, manakala hatiku berpaling dariNya, pastilah Dia menampar hatiku!”

Qalbu yang berpaling
Mengenai berpalingnya qalbu, dikisahkan oleh Fath al-Maushily, dimana beliau punya seorang putra kecil. Suatu hari ia ciumi dan peluk anak itu, lalu dari cakrawala muncul suara, “Hai Fath, kamu mengaku mencintaiKu, sedang di hatimu ada cinta lain selain DiriKu?” Tiba-tiba Fath berteriak dan pingsan.
Suatu hari Rabi’ah al-Bashriyah melihat Rabah al-Qaisy, ia sedang mencium seorang bocah dari keluarganya.
“Kau mencintainya?” Tanya Rabiah
“Ya, benar.”
“Kau tidak meduga bahwa di hatimu masih ada ruang kosong untuk mencintai selain Dia?”
Al-Qaisy terkejut lalu menjerit pingsan. Ketika ia siuman, ia mengusap keringat yang menetes di wajahnya.

Empat Langkah sampai didepan Allah
Sebagian Sufi ditanya, “Seberapakah antara Allah swt dan hambaNya?”
“Empat langkah saja:Satu langkah meninggalkan dunia; satu langkah meninggalkan makhluk; satu langkah meninggalkan nafsu; dan satu langhkah meninggalkan akhirat, maka sang hamba sudah dihadapan Allah swt.” Jawabnya.

Munajat dibalik batu
Al-‘Arif as-Sary as-Saqathy ra mengatakan, “ Saya pernah mencari sahabatku selama tiga puluh tahun. Dan aku tidak menemukannya. Suatu hari, ketika aku lewati sebuah bukit , tiba-tiba kawanku itu berdiri di atas batu, lalu aku mendekatinya, aku tarik ujung pakaiannya. Lalu ia berkata, “Tinggalkan aku Sary, karena Allah swt bisa cemburu. Karena Dia tidak akan memandangmu jika engkau masih memandang yang lain, hingga engkau gugur dari pandanganNya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar