Senin, 05 Desember 2011

Musyawarah

1. Musyawarah adalah ketenangan bagimu dan kelelahan bagi orang lain.
2. Tidak ada penolong yang seperti musyawarah.
3. Tidak akan mendapatkan kebenaran orang yang meninggalkan musyawarah.
4. Nasihatilah setiap orang yang meminta pendapat (kepadamu), dan janganlah engkau meminta pendapat (konsultasi) kecuali kepada seorang penasihat yang bijak.
5. Janganlah engkau melibatkan seorang yang bakhil dalam musyawarahmu karena dia akan menggagalkan atitivitasmu, tidak pula seorang penakut karena dia akan menakut-nakuti apa yang tidak kautakuti, dan tidak pula orang yang tamak karena dia akan menjanjikan kepadamu apa yang tidak diharapkan. Sesungguhnya kepenakutan, kebakhilan, dan ketamakan adalah watak yang satu, yang kesemuanya disatukan oleh prasangka yang buruk kepada Allah.
6. Imam ‘Ali pernah berkata kepada ‘Abdullah bin ‘Abbas r.a. yang ketika itu dia memberikan saran kepada Imam ‘Ali, namun Imam tidak menyetujui sarannya, “Engkau berhak memberikan saran kepadaku, dan aku pun mempertimbangkan saranmu itu. Akan tetapi, jika aku tidak menyetujui saranmu ini, maka turutilah aku.”
7. Jika musuhmu meminta nasihat kepadamu, maka berilah dia nasihat dengan sepenuh hatimu (tulus). Sebab, dengan berkonsultasinya dia kepadamu, berarti dia telah keluar dari permusuhan denganmu dan telah masuk ke dalam kecintaan kepadamu.
8. Jika engkau ingin mengetahui watak seseorang, maka ajaklah dia bertukar pikiran denganmu. Sebab, dengan bertukar pikiran itu, engkau akan mengetahui kadar keadilan dan ketidakadilannya, kebaikan dan keburukannya.
9. Jika engkau membutuhkan musyawarah dalam suatu perkara yang terjadi padamu, maka prioritaskan terlebih dahulu kepada orang-orang yang muda usia karena mereka mi lebih tajam pikirannya dan lebih cepat intuisinya. Kemudian kembalikanlah pendapat mereka mi kepada pendapat orang-orang dewasa dan orang-orang tua agar mereka memberikan komentar dan memilihkan yang baik. Sebab, mereka mi lebih banyak pengalamannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar